Jumat, 24 Mei 2013

Nasehat Seorang Teman

Seorang pemuda karyawan sebuah kantor sering mengeluhkan tentang karirnya. Ia merasakan bahwa setiap kali bekerja, tidak mendapatkan kepuasan. Karirnya sulit naik, Gaji yang didapat pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena itu ia pun sering berpindah—pindah tempat kerja. Ia berharap, dengan cara itu ia bisa memperoleh pekerjaan yang memberikannya kepuasan, dari segi karir, maupun gaji. Setelah sekian lama ia berganti pekerjaan, bukannya kepuasan yang ia dapat, namun justru sering muncul penyesalan. Setiap kali pindah pekerjaan, ia merasa menjumpai banyak kendala. Dan, begitu seterusnya.
Suatu ketika, pemuda itu berjumpa dengan kawan lamanya. Kawan lama itu sudah menduduki posisi direktur muda di sebuah perusahaan. Pemuda itu pun lantas bertanya, bagaimana caranya si kawan bisa memperoleh kedudukan yang tinggi dengan waktu yang relative cepat. "Kamu dekat dengan bosmu ya?" Tanya si pemuda penasaran. Kawan lamanya itu hanya tersenyum. Ia tahu, si pemuda curiga padanya bahwa posisi saat ini dikarenakan faktor koneksi. "Memang, aku dekat dengan bos aku." Jawab kawan itu, "Tapi aku juga dekat dengan semua orang di kantorku. Bahkan, sebenarnya aku berhubungan dekat dengan semua orang, baik dari yang paling bawah sampai paling atas. Kamu curiga ya? Aku bernepotisme karena bisa menduduki posisi tinggi dalam waktu cepat?" Dengan malu, pemuda itu segera meminta maaf, "Bukan itu maksud aku. Aku sebenarnya kagum dengan kamu. Masih seusia aku, tapi punya prestasi yang luar biasa sehingga bisa jadi direktur muda." Setelah menceritakan keadaannya sendiri, si pemuda kembali bertanya, “Kawan, apa sih sebenarnya rahasia sukses kamu?” Dengan tersenyum bijak si kawan menjawab, "Aku tak punya rahasia apapun. Yang aku lakukan adalah mengaktualisasikan diriku atau fokus pada kekuatan yang aku punyai, dan berusaha mengurangi kelemahan—kelemahan yang aku miliki. Itu saja yang aku lakukan. Mudahkan?" "Maksudmu bagaimana?" "Aku pun sebenarnya pernah mengalami hal yang sama denganmu, merasa jenuh dengan pekerjaan yang ada dan juga tak bisa naik jabatan. Namun, suatu ketika, aku menemukan bahwa ternyata aku punya kemampuan lebih di bidang pemasaran. Maka, aku pun mencoba untuk fokus di bidang pemasaran. Aku menikmati bertemu dengan banyak orang. Selain itu, aku pun mencoba terus belajar untuk mengusir kejenuhan pada pekerjaan. Dan, inilah yang aku dapatkan.”

Sahabat, dalam cerita di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa loyalitas terhadap apa yang kita kerjakan itu juga penting. Karena ketika kita hanya menyalahkan kondisi sekitar kita yang akhirnya menjadikan kita mengeluh sepanjang hari disebabkan ketidakpuasan, yang kita tuai hanya hasil yang sedikit.

Ketika kita belajar loyal terhadap pekerjaan dan diri sendiri, walaupun dalam kondisi yang sulit, kita akan berusaha mengurangi/menghilangkan kelemahan—kelemahan yang membuat kita terpuruk untuk fokus dan berkomitmen memberi yang terbaik walaupun terhadap pekerjaan ataupun diri sendiri. Dan yang kita tuai adalah hasil yang terbaik.


Sumber: Intranet Parastar

Selasa, 21 Mei 2013

hai..
udah lama engga buka blog.
sebener nya banyak sih cerita yang mau ditulis disini, tapi belum sempet ehehe karena sibuk dengan dunia nyata.
sibuk kerja & kuliah.
kalau hari libur pasti dihabiskan dengan tidur seharian ehehe maklum badan nya rewel minta istrahat.
hmmm next time bakal nulis cerita di blog ini lagi deh.
see you..